Jumat, 26 September 2014

Main Sambil Nonton Film BF


Awal kisah ini bermula saat Ellyn, adikku yang paling bungsu, akan mengerjakan tugas kelompok dengan teman-teman kampusnya di rumah. Ellyn memang dikaruniai wajah yang cantik ditambah dengan dandanannya yang modis, sehingga tidak heran banyak teman-teman kampusnya yang naksir kepadanya, walaupun mereka tau kalau saat ini Ellyn sudah memiliki pacar. Hari itu aku yang sedang libur kerja bersantai-santai di rumah sambil bermain Handphone.

Saat itu seluruh keluargaku, kecuali Ellyn, sedang pergi ke Mal untuk membeli keperluan bulanan. Aku tidak berminat ikut dengan mereka karena sekarang sedang tanggal tua. “Teh, Ellyn keluar sebentar ya! Mau ke rumah teman dulu. Nanti kalau ada telepon dari teman Ellyn yang namanya Indra, suruh langsung datang ke rumah aja. Dia mau ngerjain tugas kampus bareng Ellyn…”kata Ellyn yang sudah terlihat siap mau pergi. “Ok deh adikku yang cantik…!”
candaku. “Makasih ya Teh…” jawab Ellyn sambil tersenyum kemudian bergegas pergi. Tidak lama setelah Ellyn pergi, telepon rumah berdering. Ketika aku angkat ternyata dari salah satu teman Ellyn yang bernama Indra. Sesuai pesan Ellyn, maka aku menyuruh Indra untuk langsung datang saja ke rumah.
Sekitar 20 menit kemudian, kudengar ada suara ketokan di pagar depan rumahku. Setelah aku membuka pintu rumah untuk melihat siapa yang datang, ternyata ada 3 orang anak muda sedang berdiri di depan pagar rumahku. “
Maaf, mau nyari siapa ya?”
tanyaku. “Saya Indra, temen kampusnya Ellyn. Ellynnya ada Kak?” jawab salah satu dari mereka. Ternyata Indra tidak datang sendirian, melainkan dengan dua orang yang kemudian aku tau mereka juga teman kelompoknya Ellyn. “Ellyn masih di rumah temannya. Tunggu di dalam aja yah, mungkin sebentar lagi Ellyn pulang…” kataku mempersilahkan masuk. “Makasih Kak…”
sahut mereka hampir bersamaan. “Dasar Ellyn! Temannya kok cowok semua sih…” gumamku pelan saat mereka sedang membuka pintu pagar. Setelah berkenalan, aku baru tau nama dua orang teman Ellyn yang lain, yaitu Angga dan Alex.

Secara fisik, mereka berwajah biasa-biasa saja. Indra berkulit sawo matang, kurus, berambut cepak dan dekil. Sedangkan Angga dan Alex tidak jauh berbeda dengan Indra, tapi mereka berkulit lebih hitam, keduanya berambut keriting. Menurutku mereka semua lebih mirip berandalan daripada mahasiswa. Walaupun aku tidak pilih-pilih dalam berteman, tapi aku jadi merasa risih dengan penampilan mereka. “Kok Ellyn mau sih berteman dengan mereka…” pikirku dalam hati. Sekedar berbasa-basi, aku menemani mereka ngobrol di ruang tamu. Pada awalnya obrolan kami hanya di sekitar kegiatan kampus mereka saja. Hari itu aku memakai kaos longgar warna krem tanpa bra dengan bawahan celana pendek ketat warna putih. Selagi mengobrol, terkadang aku menangkap mata mereka melirik ke arah dada dan pahaku.

Tapi karena mereka adalah teman-teman adikku, maka aku berpikiran positif saja. Apalagi usia mereka juga baru 18 tahunan, jadi masih anak kecil menurutku. “Kok kakak nggak ikut pergi sama keluarga? Gak bosen di rumah sedirian…?” tanya Alex. “Kakak lagi malas ikut. Lagian banyak godaan kalo liat barang-barang bagus. Kakak takut boros nih…” candaku. “Emang Kak Rena ngapain aja kalo lagi sendirian gini? Nggak takut ada orang masuk apa? Untung aja kami dateng ya. Jadi bisa jagain Kak Rena deh…” kata Indra bercanda. Aku menjawab dengan sedikit menggoda “Bener nih mau jagain kakak? Ya udah kalo gitu temenin kakak aja ya sampai Ellyn pulang…”
Mereka pun malu-malu mendengar jawabanku, mungkin karena mereka melihat wajahku yang seperti cewek pendiam, namun ternyata bisa juga menggoda mereka. Setelah saling pandang sejenak, mereka bertiga akhirnya setuju untuk menemaniku sampai Ellyn pulang. Mungkin tadinya mereka merasa sungkan berlama-lama karena Ellyn tidak ada di rumah, namun pikiran mereka berubah setelah aku bersikap ramah. Aku kemudian menyuguhkan minuman dan kue ringan untuk mereka. Aku sempat merasakan mata mereka sedang melihat ke arah dada yang tidak terbungkus bra saat aku sedang menunduk untuk menaruh mimuman di atas meja. Apalagi kaos yang aku pakai saat itu longgar, sehingga pemandangan tersebut pasti membuat mereka menelan ludah. Tapi aku masa bodoh dengan hal tersebut.

Setelah lama berbincang, ternyata mereka semua orangnya ramah dan enak diajak ngobrol mulai dari topik yang ringan sampai obrolan-obrolan yang agak serius. Sambil makan dan minum kami mengobrol dan bercanda panjang lebar. Sedang asyik-asyiknya mengobrol, aku mendengar bunyi SMS masuk ke HP-ku. Ternyata dari Ellyn yang berisikan dia akan pulang sekitar 2 jam lagi, karena masih ada urusan dengan temannya. Setelah memberitahu ke Indra, Alex dan Angga, ternyata mereka tidak keberatan untuk menunggu selama itu. Kemudian kami melanjutkan obrolan yang sempat terputus.

Di tengah obrolan Indra bertanya “Kalo kakak pacaran ngapain aja sih?” “Kayak orang pacaran biasa aja. Paling nonton sama makan aja…” jawabku. “Bukan itu maksud Indra Kak. Maksudnya sampai sejauh mana pacarannya?” tanya Indra lagi yang sepertinya belum puas dengan jawabanku barusan. “Oh itu maksud kamu Ben? Kalau kakak sih pacarannya paling sampai sebatas ciuman aja. Hayoo pasti kamu udah mikir yang macam-macam ya!?” aku sengaja berkata seperti itu agar membuat mereka menjadi salah tingkah. Benar saja seperti dugaanku tadi, begitu mendengar jawabanku barusan wajah mereka pun mulai memerah karena malu.

Kemudian karena takut aku marah akibat pertanyaan Indra tadi, mereka semua hanya tertunduk tanpa berani berbicara sepatah kata pun. Suasana ruangan yang tadinya ramai oleh obrolan kami berempat mendadak menjadi sepi. “Kak Rena, bosen nih ngobrol sambil makan doang. Boleh nonton DVD nggak? Kebetulan Angga bawa Film bagus neh…” kata Angga memecah kesunyian. “Boleh aja…! Kakak juga suka nonton Film. Yuk kita nonton di ruang tengah…” kataku tanpa curiga DVD apa yang Angga bawa. Akhirnya kami berempat duduk di sofa ruang tengah untuk siap-siap menonton. Ternyata begitu DVD diputar, aku sempat kaget karena ternyata Film yang Angga bawa adalah Film BF kepanjangan dari Batman Forever.


Namun aku tetap tidak beranjak dari tempat duduk karena adegan-adegan di film tersebut membuat aku penasaran. Ruang tengah itu menjadi hening karena semua terpaku pada layar TV. Walaupun aku sedang serius menonton, namun aku sadar kalau mata mereka melirik ke arah pahaku. Setelah kira-kira 45 menit lamanya, Film itu pun berakhir. “Kakak serius banget sih nontonnya tadi?” ledek Indra. “Kayak kamu nggak serius aja Ben!” aku membalas ledekan Indra sambil tersenyum. Kemudian aku mengajak mereka untuk bermain kartu sambil menonton Film tadi. sambil menunggu Adikku Si Ellyn pulang. Itulah tadi cerita dewasa Main Sambil Liat Film BF
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar