Senin, 21 Oktober 2013

Me & Adel : Our Private Game

Aku sudah berpacaran dengan Adel selama lebih dari 2 tahun ( Februari ini menginjak 2 tahun 3 bulan ) dan selama itu hubungan kami fine – fine aja. Terlebih soal hubungan sex, aku cukup beruntung punya pacar yang tergolong cukup aktif dan terbuka membicarakan ( dan tentu saja melakukan ) sex. Adel adalah tipe cewek yang punya inisiatif dalam hal hubungan sex. Sejak awal hubungan kita, soal sex adalah hal yang lumrah dibicarakan hingga akhirnya kita melakukannya saat baru berpacaran sekitar 2 bulan. Aku adalah orang ke 3 yang pernah berhubungan sex dengannya – begitu menurut pengakuannya. Adel sudah aktif berhubungan sex dengan pacarnya semasa kuliah dan so far saya melihat dia amat matang dan cukup dewasa dalam berhubungan sex.

Sejak awal berhubungan, saya sadar Adel sudah tidak virgin lagi but that’s ok mengingat saya pribadi tidak melihat virginity sebagai sebuah hal yang sakral atau mejadi patokan kualitas kepribadian seseorang.
Tapi saya memang tidak ingin menanyakan atau membicarakan hubungan sex Adel dgn pacarnya dulu sampai akhirnya dia menceritakannya sedikit karena tidak sengaja.
Hal itu terjadi gara – gara pembicaraan kita mengenai penisku yang agak bengkok ke kiri – sedikit sih Cuma kelihatan agak melengkung kalau sedang ereksi.
Saya menanyakan apakah hal itu mengganggu dia dalam berhubungan dan Adel menjawab bahwa hal itu normal.
Well, saya pun paham bahwa hal itu normal hanya agak sedikit ‘kaget’ karena akhirnya Adel menceritakan pengalamannya bahwa di masa kuliah, pacanya yang pertama kali mengambil keperawanannya malah lebih ‘bengkok’ dari punyaku.
Karena penasaran dan kepalang tanggung saya menanyakan sekalian sudah berapa pria yang pernah berhubungan dengan dia dan Adel menjawab bahwa sebelum saya sudah ada 2 pria yang pernah berhubungan sex dengannya.
Tambah penasaran dan kepalang tanggung saya bertanya pertanyaan yg tentunya agak ‘sensitif’ tapi saya yakin ada di benak rekan2 Bluefame sekalian “ Diantara kita bertiga, yang mana yang paling panjang? “
Cukup lama Adel berpikir untuk menjawab dan terus terang itu membuatku mendadak merasa ‘sensi’ dan pikiran buruk muncul “ jangan2 punya gua yang paling kecil nih’ – gawat!
Tapi Adel kemudian menjawab “hmm jangan tersinggung ya say, yang paling panjang itu yang pertama tapi beda dikit koq sama punya kamu ” 
“Well, sedikit lega rasanya karena ternyata saya masih no.2 dan bukan yang paling pendek – tapi tetap saja ‘HIKS’ ( ternyata masih ada yg lebih panjang dari punyaku yang 15,5 cm ini )

Balik ke cerita saya lagi, setelah dua tahun lebih berpacaran, saya merasa hubungan sex menjadi standart alias hanya itu itu saja tanpa variasi.
Kami berdua punya fantasi sex yang cukup tinggi dan so far seringkali share satu dengan yang lain.
Akhirnya kita punya cara membuat hubungan ranjang kita lebih ‘hot’ dan ‘challenging’.

Adel adalah tipikal modern worker yang punya sex appeal tinggi dan bekerja sebagai purchasing manager di sebuah perusahaan pertambangan asing yang berkantor di daerah SCBD. 
Pekerjaannya menuntut dia sering bertemu klien yang mayoritas pria dan dari situ tentu saja banyak yang menggoda atau sekedar mencoba flirting dengannya mengingat statusnya masih single 
( well, status pacaran tidak dianggap – hikz lagi ).

Kami juga tidak pernah mengekang pergaulan satu dengan yang lain karena sama2 sibuk dan Adel masih aku berikan kebebasan untuk hangout dengan teman2nya di pub atau diskotik.
Tentu saja tawaran kencan atau sekedar ‘ngupi2’ sering dia terima baik dari kenalan2nya maupun dari klien2nya diluar jam kantor.

Solusi atas hubungan sex yang standar akhirnya kami temukan yaitu kita saling flirting dengan orang lain / stranger di hadapan pasangan kita.
Syaratnya adalah si teman kencan itu haruslah orang diluar lingkup pergaulan kita jadi bila Adel berkencan haruslah dgn pria yg tidak kenal dgn aku dan demikian sebaliknya.
Jadilah strategi itu kita jalankan gentian, bila aku ngedate dengan pasanganku maka kita janjian di satu tempat sementara Adel menyaksikan dari dekat tapi tetap berlagak tidak saling mengenal.
Demikian sebaliknya ketika Adel menerima tawaran ‘ngupi’ dari kliennya diluar jam kantor maka aku akan duduk tepat dimeja sebelah mereka berlagak tidak kenal sambil menyaksikan mereka saling flirting satu sama lain.
Ternyata hal itu amat membakar birahi dan menaikan hormone adrenalin.Melihat pria asing menggoda pacarku yang cantik, berusaha mengajaknya ‘check in’, menyentuh tangan pacarku diatas meja atau meletakkan tangan di pinggang Adel ketika meninggalkan ruangan membuat ereksiku tidak tertahan.
Hal itu biasanya dicurahkan setelah itu dengan hubungan sex yang hot dan panas karena terpicu oleh rasa cemburu dan sensasi erotis yang tinggi.
Namun hanya sebatas itu karena kami tetap berkomitmen bahwa hal itu Cuma ‘game’ yang dimainkan saat itu saja dengan batasan yang jelas dimana aku maupun dia tidak akan meneruskan dengan teman kencan masing2.
Setelah kencan kita masing2 harus berpisah dengan teman kencan kita dan membiarkan mereka penasaran.
Bila Adel yg kencan, setelah itu dia akan menolak bila diantar pulang atau diajak ‘lanjut’ karena aku siap menjemput dia dan demikian sebaliknya.

Hampir 3 bulan kita melakukan taktik ‘pemanasan’ seperti itu sebelum kita berhubungan sex sampai akhirnya kita berdua tidak bisa menahan godaan untuk melakukan yang lebih dari itu.
‘Bagaimana bila kita menyaksikan pasangan kita melakukan lebih dari itu?’
‘Tidakkah itu akan lebih hot dan erotis lagi?’

Tapi sebuah dilemma timbul karena bila kita sampai melakukan dengan teman kencan kita maka hal itu dikuatirkan akan berkepanjangan dan berlanjut hingga melibatkan emosi.
Aku dan Adel sama2 sepakat bukan itu yang kita butuhkan.
Kita tidak butuh perselingkuhan tapi hanya butuh rekreasi sex dengan pasangan yang tanpa resiko.
Pasangan yang bisa kita kendalikan dan bukan nantinya akan mengendalikan kita.
Dengan kata lain bila aku atau Adel yang melakukannya, kita akan melakukan dengan orang yang tidak memiliki akses untuk nantinya mengganggu dan merongrong hubungan kita.
Gigolo atau Call Girl bayaran?
No Way! Kilah Adel.
Akupun setuju karena kita butuh ‘orang ketiga’ yang intelek dan melakukan sex bukan karena dibayar 
Akhirnya hal itu tetap menjadi angan – angan semata sampai suatu ketika aku sedang browsing di rumah dan menemukan sebuah milist khusus para swinger.
Setidaknya ada 3 milist serupa yang saya temukan dan akhirnya saya menunjukan ke Adel.

Kita kemudian sepakat memasang iklan di milist tersebut guna mencari ‘orang ketiga’ tersebut dengan cara yang lebih ‘safe’
Awalnya sempat terjadi perdebatan siapa yang akan lebih dulu mempraktekan hal itu, apakah kita akan mencari pasangan buatku atau pasangan buat Adel.
Akhirnya aku menyadari bahwa Adel lebih posesif kepadaku daripada sebaliknya.
So akhirnya aku mengalah dan setuju kita mulai dengan mencari pasangan untuk Adel baru kemudian bila sukses kita lakukan sebaliknya.
( Sejujurnya sih proposal awal yg aku ajukan adalah threesome 2 cewek, 1 cowok tapi ditentang habis oleh pacarku yang katanya tidak rela berbagi seranjang dgn wanita lain sementara bila sebaliknya, 2 cowok + 1 cewek, aku yang protes karena sama sekali 
tidak terbayangkan olehku seranjang dengan pria lain dalam keadaan telanjang – bisa off nih rudal – heheh )
Akhirnya kita pasang iklan sebagai berikut :

pajamatimelovers@y…> wrote:
> Hi all,
> Kami berdua pacaran selama 2 tahun.
> Saya pria berusia 28 thn dan pacar saya 27 tahun.
> pacar kami mencari partner untuk one-on-one sex ( M-F )
> Kami memiliki fantasi ini sejak lama dan kali ini mencoba 
> merealisasikannya.
> Kalau anda pria berusia antara 23 – 27 tahun silahkan kirim ke email
> kami ini : pajamatimelovers@y…
> Ceritakan ciri2 fisik, kemudian tulis apa yg akan kamu lakukan kalau kamu terpilih.
> Bila saya dan pacar saya setuju, nanti akan di beritahu via email utk 
> membuat perjanjian utk interview berikutnya.
> Kami membutuhkan orang yang bisa dipercaya, 
> memiliki kedewasaan dalam berhubungan sex serta punya fantasy sex yang unik.
> Tidak harus ganteng, yang penting sehat dan menarik.
> Harap diingat, ini hanya akan menjadi ONS ( One Night Stand ) tanpa kelanjutan.
> Bila berminat kirimkan juga foto diri anda terkini.

Terus terang kami tidak pernah melakukan hal itu jadi kami mencoba menulis ‘lowongan’ itu dengan bahasa sebisanya saja.

Seperti yang diduga jawaban dating lewat email amat banyak dan dalam waktu 2 hari saja sudah puluhan yang kita terima.
Tentu saja mayoritasnya adalah sampah karena isinya malah banyak yang vulgar dan childish.
Setelah lebih dari 2 minggu menunggu akhirnya kita mulai memilah ‘lamaran’ yang kita anggap serius dan ‘bisa dipertanggung – jawabkan’
Kita memilih pelamar yang mencantumkan foto atau yang menggunakan email kantor karena dari situ at least terlihat keseriusan dan kejujuran mereka.

Aku biarkan pacarku menseleksi dan menentukan siapa yang menurutnya sesuai atau mendekati seleranya.
Fase berikutnya kita coba kontak sekitar 5 pelamar dan meminta untuk melakukan chatting lewat yahoo messenger dengan menggunakan webcam ( kami tidak menggunakan webcam )
Akhirnya Adel menjatuhkan pilihannya pada seorang pria muda berusia 23 tahun, fresh graduate yang bekerja sebagai MT di sebuah perusahaan telekomunikasi.
Sebut saja namanya Don, dia cukup ganteng dan menurut pengakuannya memiliki tinggi badan 180cm – 2 centi lebih tinggi dari aku.

Berikutnya aku aja Don ‘interview’ langsung dengan datang ke kantornya ( sekaligus menyelidiki keabsahan datanya ).
Don bekerja di kawasan Thamrin dan kebetulan di lobby gedung kantornya ada coffeshop dan kami ngobrol disitu.
Adel hadir ditempat yang sama tapi duduk di lain meja tanpa sepengetahuan Don menyaksikan pembicaraan kami.
Pembicaraannya agak canggung karena kami berdua sama sekali belum pernah mengalami hal itu dan tentu saja perasaan saya berkecamuk karena saya sedang bicara dengan pria yang bakal menikmati tubuh kekasih yang saya cintai.
Awalnya Don bersikeras meminta foto pacar saya tapi tidak saya berikan kecuali saya memastikan bila saatnya nanti Don tidak merasa cocok dengan pacar saya, dia bisa membatalkan perjanjian di saat terakhir.
Saya pikir itu merupakan pilihan yang safe.
Don adalah anak muda yang punya fantasy sex yang cukup tinggi dan dari pengakuannya dia cukup berpengalaman dalam berhubungan sex.
Saya hanya tegaskan bahwa saya minta sex yang aman ( menggunakan kondom ) dan dia setuju serta saya mengajukan syarat bahwa hubungan ini hanya One Night Stand, tidak lebih.
Don mengiyakan, bagi dia bisa merasakan pengalaman ini saja sudah merupakan satu hal yang sensasional dalam kehidupan sex-nya.
Interview itu tidak lebih dari 20 menit saja dan kami berpisah.

Aku menjemput Adel di lobby karena kita keluar terpisah dan ketika kutanyakan pendapatnya Adel hanya melirik sambil senyum tanpa menjawab.
Kerlingan dan senyuman nakal itu cukup membuat rasa cemburuku terpicu karena aku paham betul gesture demikian adalah body language Adel dalam menunjukan suatu hal yang dia inginkan – HIKZ.

“ So, kapan nih ?’ ujarnya menggoda
Srrr jantungku serasa mau copot dan ingin rasanya aku membatalkan hal itu tapi tentunya sudah terlambat karena sudah jadi komitmen kita.
‘Ingat lo, setelah kamu nanti giliranku ya’ aku menjawabnya sedikit sewot.
Adelpun menaikan kaki jenjangnya diatas dashboard sambil membuka stocking yang dia kenakan, menurunkan g-string berwarna hitam yang dia kenakan dan kemudian menarik tangan kiriku dari persneling lalu dia letakan dibalik roknya tepat diatas 
kewanitaannya yang sudah basah. Akupun langsung memacu mobil ke tempat kost Adel di daerah Karet dan kami melakukan sex yang panas dan penuh gairah.
Sekalipun demikian, pikiranku bercabang selama hubungan sex membayangkan tubuh mulus Adel digerayangi Don.

Hari itupun tiba ketika waktu istirahat makan siang aku kirimkan offline message ke YM Don :
“ Don, nanti jam 7 malam di Café Pisa, datang sendiri, jangan bawa hp, kalau tidak bisa msg aku sebelum jam 5 sore ini’

‘Bring no HP’ adalah keharusan demi privacy karena kami tidak mau ambil resiko bila Don merekam apapun lewat kamera hp-nya.

Dengan cara rasional dan praktis saja, aku dan Adel memutuskan ketemu di Pisa Cafe jam 19.00 wib. Kupikir ada baiknya Don juga kami temui dulu di tempat tersebut. Jadi kami sama-sama makan malam sekalian. 
Adel merasa perlu ‘ice breaking’ dulu sebelum lanjut ke hotel karena tentu akan amat canggung bila langsung ketemu di kamar.
Ternyata aku dan Don datang lebih dulu. Adel belakangan karena terjebak macet dari kantornya yang di jalan Sudirman. 
Sementara menunggu aku sempat sedikit memberikan introduksi kepada Don bagaimana hubungan kami di ranjang selama ini. Aku tidak tahu apakah hal ini ada gunanya. Lagipula toh mereka yang akan melakukannya bukan saya. Maybe perasaan khawatir bercampur ego saya membuat saya berusaha menjelaskan do’s dan donts dalam hal berhubungan sex dgn Adel pada Don. 
Rencananya mereka akan merekam hubungan intim dengan kamera karena rencana awal sebenarnya adalah mereka having sex sementara saya menyaksikan langsung tapi dibatalkan mengingat Adel protes karena katanya canggung bila harus berhubungan dengan pria 
lain didepan pacarnya.
Saya paham hal itu karena bila tiba giliran saya nanti saya pasti akan memilih opsi rekam kamera katimbang ada Adel duduk kayak satpam di pinggir ranjang.
So saya jelaskan dan meminta kerjasama Don dalam hal itu.
Dari percakapan itu juga saya mengetahui betapa Don amat antusias karena sebagai fresh graduate yang baru sekitar 4 bulan bekerja, dia mempunyai rasa kagum sekaligus turn on pada wanita2 kantoran yang menurutnya amat mature dan kelihatan amat paham bagaimana merawat tubuh dan penampilan.
Well, saya hanya bisa menghela nafas menanti reaksi Don bila bertemu Adel.

Nampak Adel di ambang pintu restoran mencari kami dan kemudian mengajukan langkahnya. Duh, cantik benar Adel ini. Mungkin dia datang terlambat untuk ke salon mempercantik diri dulu. Huh sepertinya dia amat antusias juga – keluhku membatin.
Adel mengenakan celana bahan yang cukup ketat hingga bagian pinggul dan pantatnya terbungkus rapat menunjukkan lekukan yang amat sexy dan ketika Adel membuka blazernya, hem putih yang dia kenakan rapat memperlihatkan pinggangnya yang ramping dan bagian dadanya yang ketat seolah tercekik kemejanya – HIKZ
Belum lagi rambutnya digelung keatas hingga lehernya yang putih jenjang itu makin terekspos kontras dengan pipinya yang sedikit merona menggunakan blush-on karena Adel kelihatannya well – prepared untuk kesempatan ini – huh!
Sesaat sebelum Adel mencapai meja kami, Don melirik kearahku dan berbisik pelan ‘ Bro, pacar lo hot abis’ – yea enjoy that mothafu*ka! demikian batinku bergolak.

Adel langsung menghampiri dan Don berdiri mengulurkan tangannya bersalaman.
“ mbak Adel cantik sekali’
Nyosss hampir saja tinjuku melayang kearah anak muda yang sepertinya berusaha memainkan perannya sebaik mungkin.
Normally Adel akan langsung protes dan nyerocos bila dipanggil ‘mbak’ dalam kesempatan non formal – ‘deeeuh biasa aja sih, emang gw mbak2?’
Tapi Adel sepertinya amat ‘behave’ dan tersenyum manis sambil membalas ‘ eh gak usah panggil mbak, just Adel aja ok’
Diapun segera duduk dengan tidak bersandar membiarkan lekuk panggulnya terlihat jelas di depan anak muda yang lagi horny itu 
– DAMN!!

Sikap keduanya langsung cair yang ditunjukkan dengan senyumannya yang sangat menawan itu. Tentu saja, walaupun kobaran cemburuku menyala, hatiku gembira melihat perkembangan yang terjadi. 
Syahwatku mengaliri urat-urat darahku. Kini aku sangat ingin selekasnya menyaksikan bagaimana kekasihku ini digauli orang lain. Selama makan malam, beberapa kali aku meninggalkannya dengan alasan ke toilet atau apa. Aku ingin memberikan kesempatan menjalin keakraban di antara mereka. Nampaknya mereka tahu dan memahami tingkahku. Mereka gunakan se-efektif mungkin untuk 
saling lebih dekat.

Jam 20.30 wib, saat yang pas untuk menyelesaikan acara makan malam ini. 
Kami pun segera bergegas menuju hotel ‘IBS’ di jalan Wahid Hasyim yg terletak dekat dgn lokasi Pisa Café.
Aku dengan Adel sementara Don dengan motornya lengkap dengan ransel di pundaknya.
Begitu mesin mobilku menyala, Adel langsung melancarkan pertanyaan “Kamu serius say?’
Tatap matanya penuh cinta dan pengertian, hatiku makin luruh karenanya.
“ Well, menurut kamu gimana?’
“ Say, begitu aku sama dia masuk ke kamar, then there will be no turning back’
‘ Honestly aku ini monogamist sejati, and you know that, tapi if u must play this game, then I will do it 100%’ ujarnya lagi dengan tatapan lekat kepadaku.
Tangannya yang halus meraih tanganku dan ditempelkan di pipinya.
Wajahnya yg kuning langsat campuran Sunda – Menado itu semakin menggemaskanku.
“ Say its our game dan aku siap koq’ jawabku lirih.
Sudah kubuang keraguan yang ada dan tampaknya Adel juga demikian.
‘ Just remember ya say, if anything happen just call me ya’ ucapku lagi.
“ Hey silly, pasti something happen lah, emangnya aku mau ngapain kalo bukan mau ‘itu’ sama dia’
Ujarnya sambil mendorong kepalaku menggoda.
“ Iyeee I know that, puasss?’ ujarku sewot
Mata Adel yang cerdas itu terlihat mengerling nakal dan menjawab
“ gak tau deh puas apa nggak nih sama tuh brondong, menurut kamu gimana? Bakal puas gak sih aku?
Oh my God, Adel teasing me.
Perasaanku makin gemas, langsung ku ciumi bibirnya penuh nafsu.
Adel membalas dengan buas dan bibir kami berpagutan cukup lama hingga aku hampir menerobos lampu merah.
Rem berdecit seiring kami berdua tertawa lepas menuntaskan semua keraguan akan rencana kami malam itu.
“ Hey jangan terlalu hot say, ntar make up aku rusak nih kan malam ini bukan untuk kamu’ 
Well, Adek sebenarnya bukan tipe wanita yg gemar memakai make up tebal dan malam itu seperti biasa dia memulas wajahnya cukup

alami sebagaimana kesehariannya sbg seorang professional muda.
Hanya blush on di pipi dan lipstick warna natural melengkapi alis alaminya yang indah itu – HIKZ HIKZ HIKZ
Dan Adelpun merebahkan tubuhnya memelukku erat sepanjang sisa perjalanan yg singkat tersebut.

20:45
Di lobby hotel Don yang tiba lebih dulu sudah duduk menanti di sofa dan tatapannya berbinar melihat kedatangan kami berdua – well lebih tepatnya melihat kedatangan Adel.
Kami bertiga duduk di sofa selama sekitar 2 atau 3 menit tanpa sepatah katapun seolah saling menanti inisiatif.
Don menatapku seolah meminta persetujuan semantara aku kemudian memalingkan wajahku ke Adel nanar. Aku pasrah saja menanti reaksi Adel.
Adel kemudian menarik nafas panjang, membetulkan blazernya lalu berdiri.
Cukup lama Don terbengong sampai akhirnya Adel mengulurkan tangannya dengan gerakan tegas seperti seorang guru menuntun muridnya yg canggung kearah Don.
“ Yuk Don’ ujar Adel singkat.
Don berdiri setengah ditarik Adel.
Jantungku berhenti sejenak.
Begitu keduanya berdiri aku berbicara spontan dengan nada halus “ well, have a good time’
Tenggorokanku kering ketika mereka berbalik meninggalkanku dan tangan kiri Don meraih pinggang Adel dan keduanya beranjak menuju lift.
Aku terpana dengan tatapanku kearah sepatu nine west warna krem dgn high heel stiletto yang dikenakan Adel mengetuk ngetuk lantai lobby hotel dengan pasti dan kian menjauh hingga menghilang dibalik kelokan menuju lift.
Aku duduk memandang lantai mendengar ketukan hak sepatu Adel kian menjauh, kian menjauh kemudian berhenti.
Aku tetap mendengar ketika bunyi bel lift terdengar lalu kembali ketukan hak sepatu itu terdengar dan akhirnya menghilang seiring bunyi bel pintu lift tertutup.

5 menit, 10 menit, 15 menit hingga 30 menit berlalu aku masih duduk termenung di lobby yg sepi itu.
Terbayang apa yang mereka lakukan diatas sana.
Pasti Don yang sedang hot2nya itu langsung menyergap tubuh Adel, menelanjanginya lalu menyetubuhinya, menikmati payudara kekasihku yang ukurannya tidak besar tapi ranum dan bentuknya indah, mengulum pentilnya, menjilati kawanitaan Adel yang bulu2nya tercukur rapih – brazillian wax’, kemudian menyusupkan penisnya kedalam kewanitaan Adel dan … tiba2 nada panggil standar NOKIA berbunyi dari balik kantong celanaku!

Segera kuangkat dan dari ujung sana terdengar suara Adel.
“ Sayang, kamu masih di lobby? “
“ eh eh iya say,emm kenapa?’
“ Hmm kamu jalan2 dulu kemana gitu, ngopi2 dulu gak usah nunggu sendirian dibawah, ntar aku call lagi deh kalo udah selesai” 
suara Adel terdengar normal, tidak ada desah nafas atau bunyi – bunyian orang yang sedang dibakar gairah. 
Perasaanku mendingan, aku segera menjawabnya 
“ Oh hmm ok, eh mm iya deh aku nongkrong ke O La la depan Sarinah aja ya’
‘’ Ok dear’ ujar Adel
‘ Hmm ok deh hmm eh e nanti jam sete… ‘ belum habis kalimat itu selesai hp Adel ditutup.
DAMN! Adrenalinku naik dan perasaan campur aduk berkecamuk dalam dadaku.
Yah ini adalah konsekwensinya dan aku akhirnya pasrah.
Dengan gontai aku melangkah keluar lobby dan meninggalkan hotel.

22.00
Jam sepuluh malam, sudah sejam mereka aku tinggalkan disana.
Aku terhenyak karena dari tadi suntuk memandangi buih cream capucinno yang mendadak rasanya jadi tawar dan spontan aku menekan tombol fast dial.
Terdengar nada tunggu, nada tunggu dan nada tunggu …
Serasa berabad abad hingga aku mendengar suara Adel diseberang sana.
“ Yes dear’
Kini jantungku benar2 berhenti.
Aku terdiam kehilangan kata2.
Suara kekasihku kini terdengar lirih dan agak berat.
Ada helaan nafas yang lebih cepat terdengar disana.
Aku mengenal betul suara itu!
Adel sedang dalam keadaan amat terangsang dan sesuatu atau seseorang sedang memberikannya kenikmatan di seberang sana !
“ Eh oh sory sory .. gak apa2 koq, ehm just call me kalo dah selesai ya “ aku gugup menjawab.
“ he’eh’ Adel menjawab terburu buru dan sekenanya saja seolah sedang diburu atau mengejar sesuatu dan kemudian hpnya ditutup.
Seolah Adel sedang terfokus sesuatu hingga dia menjawabku sekedarnya.
DAMN! DAMN! DAMN!
Hatiku bergolak tapi aku merasakan birahiku pada kekasihku juga muncul di saat bersamaan.
Saat ini, detik ini, seseorang sedang memberikan kenikmatan pada kekasihku tercinta dan aku hanya bisa mendengar tanpa bisa berbuat apa apa.

22.50
Hampir 2 jam aku menanti ketika ponselku kembali berbunyi.
Kali ini kubiarkan dering ponselku berbunyi beberapa kali baru kuraih perlahan tanpa terburu – buru.
What else? Pikirku.
Apapun itu biarlah sudah terjadi.
“ Mas ini Don, emm kita sudah selesai, mbak Adel minta dijemput 10 menit lagi di lobby’
Suara Don membuatku terhenyak sesaat.
DAMN!! Kurang ajar bener nih, pikirku tidak rela Don menggunakan ponsel Adel.
“ Oh oke, aku on the way kesana deh’ aku berusaha menghilangkan emosi apapun dari suaraku.

10 menit kemudian…

Kujumpai Don di sofa lobby hotel duduk dengan wajah berseri sementara Adel mengurus check out.
Kuhampiri dia dengan langkah gontai sambil tersenyum kecut.
Don bangkit berdiri dan mengulurkan tangannya hendak bersalaman tapi entah kenapa reaksi spontan aku menghindari tangannya dan malam menepuk pundaknya coba bersikap ramah.
“ So, is everything ok?’ ucapan bodoh basa basiku berusaha segera mengakhiri malam itu.
“ Mmm, ok mas, ok banget ‘ Don sepertinya tidak bisa menyembunyikan kepuasannya.
Tampak rambutnya masih basah dan bau cologne masih menyengat tanda habis mandi.
Don rupanya merasa tidak enak dengan ucapannya itu dan berusaha menyembunyikan senyum puasnya.
“ Mas beruntung punya pacar secantik mbak Adel ‘ ujarnya sopan.
Tanganku yang masih dipundaknya secara halus menariknya mengajaknya meninggalkan lobby.
Cukup sudah bagiku, aku tidak mau Don memperpanjang lagi basa basinya.
Don paham dan mengikutiku ke pintu lobby hotel seraya menoleh kearah Adel yang masih di front desk dan mengangguk pamit.
Kulihat Adel tersenyum dan melambaikan tangannya tanpa kata kata.
“ Kamu tahu kan rulesnya?’ ujarku dengan tatapan tajam kearah anak muda itu.
“ Ok mas, thanks juga ya “
Dan diapun segera bergegas ke parkiran.

10 menit kemudian..

Aku dan Adel dalam perjalanan pulang ke tempat kost Adel dan kami duduk membisu tanpa kata.
Adel terlihat letih namun sejak tadi tidak henti menatapku dengan ekspresi menyelidik ingin tahu reaksiku.
Dia diam saja menungguku memulai percakapan.
Bathinku bergolak dengan seribu satu perasaan tapi lama kelamaan ketika cemburuku sirna kurasakan sensasi erotis dan rasa ingin tahu yang tinggi.
“ Well, my dear ‘ kalimat pembukaanku diiringi senyum puas.
“ Akhirnya kita lakuin juga ya’ nada suaraku antusias.
Adel tersenyum nakal dan kembali mengikat rambutnya yang sejak tadi sudah terurai.
“ Hmm gimana dia tadi ?’ aku penasaran.
“ Nih liat aja sendiri “ Adel menyerahkan digital kameranya kepadaku.
“ Tapi jangan diliat sekarang ya ‘ ujarnya.
Ketika aku coba mengaktifkan rekaman kamera Adel merebut kamera itu dari tanganku.
“ Yeee jangan sekarang dong say, malu nih aku’ wajahnya memerah.
Ok aku paham perasaannya dan mengiyakan permintaannya.
“ Aku horny berat nih jadinya .. gimana dong’ ucapku menggoda sambil mulai mengelus pahanya.
“ Kamu nonton dulu aja dirumah, besok kita bahas bareng ok?’ suara Adel lirih.
Akhirnya aku pulang setelah mengantar pacarku ke kostnya.

Malam itu dirumah segera aku putar kembali rekaman tersebut dengan perasaan antusias.
Jantungku berdebar dan lututku lemas ketika memencet tombol play di kamera tersebut.
Perasaan yang sama pernah kurasakan semasa SMP dulu ketika pertama kali nonton blue film.
Adegan pertama yang muncul di layar adalah Adel sedang duduk di tempat tidur masih berpakaian lengkap sedang mengaktifkan notebooknya dan menerima telpon.
Rupanya di menit2 pertama pacarku masih mendapat telpon dari atasannya dan masih sempat mengirim email.
Don mengambil adegan tersebut dari jarak yang agak jauh.
Adel tampak sibuk sendiri dan tidak begitu memperhatikan dirinya sedang direkam.
Tampak adel bicara di telpon sambil menatap layar notebooknya.
Don berulangkali men-zoom kamera kearah bibir Adel yang sedang sibuk berbicara kemudian menurunkan focus kebawah menangkap gerakan tangan kiri Adel melepas sepatu hak tingginya hingga kakinya yang putih mulus terkspos memperlihatkan jari2 kakinya 
yang lentik dengan kuku yang terawatt bersih.
Kemudian focus naik lagi kearah wajah Adel yang kini menatap kamera sambil tersenyum mengedipkan mata dengan nakal.
Sesaat kemudian tampak Adel melangkah mendekati kamera sambil menelpon.
Suaranya tertangkap kamera dan aku ingat bahwa itu adalah ketika pertama kali dia menelponku saat aku masih di lobby dan memintaku pergi ngopi dulu.
Aku menelpon sambil tangan satunya melepas rambutnya yang digelung ke atas hingga terurai.
Adel berdiri dekat kamera dan Don menurunkan fokus kamera kebagian dada Adel yang dibalut hem berwarna putih.
Mendadak darahku berdesir dan jantungku berpacu keras ketika tampak tangan seorang pria melepas kancing kemeja Adel satu persatu sementara Adel masih menelponku.
Terdengar suara Adel menelponku
“ Hmm kamu jalan2 dulu kemana gitu, ngopi2 dulu gak usah nunggu sendirian dibawah, ntar aku call lagi deh kalo udah 
selesai”
Seluruh kancing kemejanya sudah terbuka.
“ Oke Dear’ suara Adel kembali terdengar.
Aku ingat itu ketika Adel menutup telpon sebelum aku selesai menjawabnya.
Terlihat tangan berbulu milik seorang pria menelusup ke balik kemeja Adel yang sudah terbuka kancingnya meremas payudara kekasihku. HIKZ

Fokus kamera diperjelas lagi ketika tangan milik Don menurunkan bra krem Adel hingga putting payudara kekasihku itu menyeruak keluar lalu kemudian tampak jemari Don menjepit dan mulai memainkannya.
Sesaat kemudian gambar kamera agak terganggu karena kamera rupanya pindah tangan ke Adel.
Kini wajah Don yang penuh birahi terlihat jelas ketika mulutnya menempel di payudara kekasihku.
Mulutnya rakus mengulum puting Adel hingga beberapa kali layar kamera terlihat bergoyang karena Adel sedikit menggelinjang kegelian. Ereksiku tak tertahankan menyaksikan itu.

Berikutnya layar kembali bergerak cepat dan rupanya Don menghempaskan tubuh Adel ke kursi.
Adel mengambil adegan ini memperlihatkan Don berdiri dihadapannya sambil membuka kemejanya.
Dadanya cukup atletis dan berbulu.
Terdengar suara Adel menggoda 
‘Wow’
Adegan berikutnya tampak tangan kanan Adel menunjuk bagian celana Don sepertinya Adel memerintahkan Don menanggalkan celananya.
‘ Don bergegas hendak membuka celana Adel tapi tangan Adel menampik halus
‘ No no no, kamu dulu please ‘
Don kembali berdiri dan menurunkan celana panjangnya kemudian disusul celana dalamnya hingga tubuh anak muda itu berdiri didepan focus kamera kekasihku dengan penisnya mulai teracung dilanda ereksi.
Aku sedikit terkesiap melihat postur penis Don yang cukup ‘kekar’, kokoh berurat.
Ukurannya kurang lebih sama dengan punyaku tapi kelihatannya lebih ‘gempal’
Rasa ego seorang pria menguasaiku.
Don memainkan penisnya di hadapan Adel hingga akhirnya tampak tangan Adel meraih kejantanan Don dan mulai mempermainkannya.
Jemari lentik kekasihku mengelus penis dan kemudian bagian buah zakar Don.
Ereksiku makin mengeras.
Adel adalah wanita yang paham betul bagaimana merangsang lelaki lewat ‘belaian’ halus di sekujur penis.
Aku sejenak membayangkan itu penisku yang dipermainkan Adel.
Teringat jelas betapa mudahnya kekasihku itu membuatku ejakulasi hanya dengan belaian lembut yang intens seperti itu.
Kemudian menarik tangannya dan posisi kamera sedikit menengadah keatas.
Rupanya Adel merubah posisi dudukunya yg semula tegak menjadi bersandar hingga kini bisa terlihat juga bagian perut hingga pinggang kebawah Adel yang masih mengenakan celana panjang.
Tampak Don membungkuk, membuka kancing, retsleting dan kemudian menarik celana panjang Adel hingga kedua betis jenjangnya yang kuning langsat itu terpapar jelas.
Tampak tangan kiri Adel memegang bra dan diletakan di meja sebelah kursi.
Lalu Don kembali mengulum sepasang payudara milik kekasihku dengan rakusnya.
Tarikan nafas berat dan panjang milik Adel terekam jelas ketika tubuhnya berkali kali menggelinjang kegelian menahan nikmat.
Kemudian kamera berpindah tangan dan kini tampak Adel duduk terkulai di kursi hanya mengenakan g-string berwarna krem.
Wajahnya merona dan matanya terlihat memancarkan birahi yang tinggi.
Adel kemudian menurunkan g-stringnya di depan kamera dan kemudian tangan Don menarik g-string itu hingga lepas dari kaki Adel.
Kini pemandangan indah tampak di layar.
Kekasihku terekspos polos dengan kulit kuning langsatnya nan bening dan mulus terlihat kontras dengan warna hitam bulu kemaluannya yang tipis diatas vaginanya.
Wajah Adel terlihat nakal ketika tangannya mengelus bagian rahasianya itu didepan kamera.

‘Mbak pahanya buka dong biar jelas direkam’ terdengar suara Don setengah memohon diselingi nafas yang mulai berat.
Adel tersenyum nakal dan menjawab “ ini udah dibuka ‘
Rupanya Don masih penasaran dan terlihat tangannya mendorong paha Adel kanan dan kiri dan mengaturnya dalam posisi mengangkang.
Kedua paha Adel direntangkan dan diletakan di sandaran kursi hingga Adel mengangkan dalam posisi ‘M’
Jantungku berdegup kencang penuh sensasi erotis ketika Don merekam kekasihku polos telanjang mengangkang sempurna hingga bagian vaginanya terkspos jelas.
Warna kemerahan bibir bagian dalam kewanitaany Adel terlihat dan sengaja difokus oleh Don.
Jari telunjuk Don mulai memainkan klitoris Adel dan dalam waktu singkat kemaluan pacarku itu mulai terlihat basah oleh cairan kenikmatan.
‘Oh mbak Adel, ini pengalamanku yang paling indah’ suara Don terdengar menjengkelkan nyaris bikin aku kehilangan gairah.

Kamerapun kembali pindah tangan dan kali ini jelas terlihat wajah Don dibenamkan diantara kedua paha pacarku.
Sedemikian intensnya hingga seolah wajah Don lenyap diantara selangkangan Adel.
Adel memajukan fokusnya dan kini terlihat jelas lidah Don memainkan klitorisnya dengan jilatan yang sesekali diselingi kuluman – kuluman yang diserspons jeritan – jeritan singkat Adel.
Sekitar 5 menit terlihat Don menggerayangi kemaluan pacarku diselingi gigitan2 di bagian paha Adel.
Fokus kamera makin lama makin bergoncang hingga kulihat tangan kiri Adel menjambak rambut Don lalu kemudian focus kamera mendadak bergerak tidak beraturan kearah langit langit kamar diiringi rintihan rintihan Adel yang keras tapi singkat berulang ulang hingga akhirnya ditutup dengan sebuah rintihan menggigil yang panjang.
Kukenali suara itu tiap kali kekasihku mencapai orgasme!
Layar kamera menjadi gelap sesaat dan aku menekan tombol pause untuk memberikan waktu bagi jantungku beristirahat sejenak.
Lututku lemas dan perutku mual tapi ereksiku makin menjadi.
Sial kamu DON!!

Kukuatkan diriku lagi dan kembali meneruskan rekaman itu.
Sepertinya rekaman pertama berhenti setelah Adel orgasme karena di oral Don.
Kini tampak keduanya tanpa busana diatas tempat tidur.
Rupanya mereka meletakan kamera itu diatas meja dengan sudut yang cukup luas untuk merekam posisi mereka diatas ranjang. 
Dan saat tak ada lagi keraguan dan kecanggungan di antara keduanya, dan saat perkembangan di lapangan demikian maju yang ditandai dengan bibir ketemu bibir antara Don dengan pacarku, aku langsung berdiri dengan limbung sambil tetap memegang erat kamera ditanganku.
Kusaksikan bibir pacarku Adel menjemput bibir lelaki lain yang baru ditemuinya malam itu. Bibir tipis Adel mengatup menggigit kecil bibir Don. Anak muda itu me-respon dengan penuh nafsu yang memang sejak jumpa pada awalnya tadi aku sudah perhatikan bahwa Don ini sangat terpesona akan sex appeal pacarku. Mereka semua akhirnya tanpa canggung melakukan itu di depan kamera. 
Aku berusaha cari pegangan untuk meneguhkan hati. Bukankah itu game yang kita rencanakan sendiri, dan juga karena aku sudah setuju, mengatur dan membolehkannya.

Tak ada suara-suara kecuali pukulan jantung pada dadaku. Yang kemudian kudengar ialah bunyi halus gesekan lembut dari gerakan Don dan Adel. Tubuh keduanya bergulingan diatas kasur saling mencumbu, berciuman penuh nafsu dan lengan Adel terlihat melingkari tubuh Don erat.
Pacarku Adel nampak amat sensual. Aku merasa agak heran karena sudah biasa aku melihatnya telanjang dan sudah ribuan kali aku mencumbuinya tapi bersama lelaki lain dia terlihat jauh lebih sexy dan menggairahkan. 
Well aku sadar dan menemukan esensi dari permainan ini yaitu rasa posesif dan ego sebagai kekasih bisa diproyeksikan dengan cara ini hingga berubah menjadi gairah dan erotisme yang amat unik dan sensasional.
Beberapa kali tampak mereka berdua menghentikan gerakannya, sejenak saling memandang. Dari raut wajahnya nampak sekali mereka saling mengagumi dan terpesona. Kemudian dengan senyuman-senyuman yang penuh syahwat mereka saling berangkulan. 
Bermenit-menit mereka berpagut, saling memainkan bibir dan lidah dan sedot-menyedot sebelum akhirnya kembali berguling ke kasur.

Untuk ukuran usianya, Don tampak cukup prima dan berpengalaman dalam bermain birahi diatas ranjang.
Dia tidak terburu – buru dan pandai memainkan emosi serta birahi Adel.
Variasinya banyak, mulai dari memainkan puting payurdara Adel kemudian menjilati sekujur tubuhnya, mulai dari telinga, leher, perut, kemudian sengaja melewati bagian kemaluan, menjilati paha, betis hingga tumit dan bahkan menghisap jemari kaki pacarku yg indah dan lentik satu persatu sambil tangannya memainkan klitoris Adel hingga tubuh kekasihku beberapa kali terguncang 
dilanda kenikmatan yang menggelitik dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Don membalikan tubuh Adel, membuatnya telungkup lalu menjilatinya dari bagian tumit kaki hingga ke bagian punggung dan leher.
Terlihat jelas ketika lidah Don menjilati bagian tengkuknya Adel meronta dan tangannya terkepal mengejang sementara Don terus memainkan tangannya di kemaluan Adel.
Sesaat kemudian tampak Adel sudah tidak tahan lagi dan ketika Don melepaskan pagutan bibirnya dari tengkuknya Adel menaikan posisi tubuhnya dalam posisi doggy style memohon Don segera memasuki tubuhnya.
Keringat dingin membasahi tubuhku karena aku paham betul Adel senantiasa ingin memulai intercourse dengan doggy style sebagai posisi pembuka.
“ Don, Don please masukin sekarang, masukin sekarang please’
Adel lirih memohon dengan penuh gairah.
Tapi Don pandai memainkan perannya.
Dia menunduk, menjilati pinggang pacarku, menggigit pantatnya dengan gigitan2 birahi lalu terlihat menjilati bagian anus Adel.
Adel menggelinjang penuh hawa nafsu “ ah! “ terdengar jerit khas Adel yang keras dan singkat tiap kali syaraf erotisnyadisentuh.

Don kemudian memutar tubuhnya rebah di kasur dan menyelipkan kepalanya diantara kedua paha Adel yang dalam posis doggy style hingga wajah Don face – to – face dengan vagina Adel.
Adel paham maksud Don dan langsung mengangkat tubuhnya yang tadinya nungging dalam posisi doggy berubah jadi posisi duduk berlutut diatas wajah Don.
Di layar kamera tampak beberapa kali tubuh langsing pacarku tersentak keras mengiringi jeritan khasnya ‘ah!’ ‘ah!’ ‘ah!’ seirama dengan jilatan Don di kemaluannya.
Sesaat kemudian Adel ganti posisi balik badan hingga dia bisa meneruskan gerakan semula sambil mengocok penis Don.
Tubuhku bergetar dan darah berdesir ketika Adel menurunkan pundaknya dan wajahnya mendekati penis Don.
Oh GOD! – dlm hatiku, kekasihku akan mengoral pria itu.
Dugaanku tepat dan Adel sempat menoleh kearah kamera dengan ekspresi lucu seolah aku hadir disitu dan dia seperti ingin meminta persetujuanku sebelum mengulum penis Don.
Sesaat dia menatap kamera dengan wajah nanar penuh birahi dan kemudian seolah merasa mendapat persetujuan, dia langsung mengulum penis Don yang kekar dan kokoh itu dengan rakusnya.
Tubuh Don terlihat menggelinjang ketika mulut Adel memompa kejantanannya hingga tampak kepala Adel turun naik ketika dia berusaha menelan batang kemaluan Don semaksimal mungkin.

Sesaat kemudian rupanya Don tidak tahan lagi dan sedikit berontak untuk melepaskan kepalanya dari jepitan selangkangan pacarku yang sedang hot melumat penisnya.
Rupanya Adel tidak sadar Don ingin menyudahi permainan 69 itu karena keasyikan menikmati batang kokoh milik pria yang baru dikenalnya itu.
Sedikit rikuh Adel mengangkat pantatnya dan memindahkan posisi pahanya membebaskan kepala Don dari jepitannya.
“ hah sory ‘ ujar Adel singkat disela deru nafas yang memburu namun Don tidak bersuara langsung merenggut tubuhnya dan ditelentangkan diatas ranjang siap untuk penetrasi.
Sesaat sebelum itu Adel tampak berbicara dan menunjuk kearah tas kantornya.

Don turun dari ranjang dan mengambil sesuatu dari tas kantor Adel.
Sebagaimana direncanakan sebelumnya, Adel membawa kondom untuk dipakai Don.
Safety first adalah rule number one permainan ini.
Don berdiri disamping ranjang memasang kondom sementara Adel tampak membetulkan posisinya, 
Sebagaimana kebiasaannya, Adel membalikan tubuhnya dalam posisi doggy style, meraih bantal dan diletakan dibawah kepalanya sementara tangannya tetap dia mainkan di kemaluannya menjaga supaya bagian sensitifnya itu tetap basah untuk menerima penetrasi.
“Mbak bisa telentang aja gak?’ Don minta Adel dalam posisi missionary.
Tampak Adel menoleh ke belakang dan menggelengkan kepalanya “ no, gini aja dulu, cepetan sih’ suaranya tidak sabar.
Don kembali naik ranjang, mendekatkan posisinya pas dibelakang pantat Adel dan menggesekkan penisnya yang keras itu di vagina Adel.
Sesaat kemudian Don mendorong maju dan kekasihku tercinta membenamkan wajahnya di bantal hingga jeritan panjangnya sedikit teredam bantal.
‘uuuuuuuuh, uuuuuh’ Adel merintih menahan penetrasi Don yang lambat tapi pasti menelusup kedalam kemaluannya.
Adel membetulkan posisinya dengan merendahkan bagian atas tubuhnya hingga terlihat dia nungging dengan lekukan di bagian pinggang hingga pantatnya benar2 naik.
Sesaat kemudian kulihat ranjang bergoncang keras ketika Don mulai memompa tubuh pacarku dari belakang.
Tubuh Adel bergetar namun jeritannya diredam oleh bantal yang menutupi wajahnya sementara suara desahan berat Don mendominasi ruangan.
Makin cepat dan kian ganas hingga pantat Adel yang beradu dengan pinggang Don menimbulkan bunyi seperti tamparan.
‘’plak plak plak’ !!
‘Oh yesssssss fu*k me!’ jerit Adel ketika akhirnya dia mengangkat wajahnya melepas semua gairah.
Don menjambak rambut Adel hingga wajah manis kekasihku terlihat jelas merah merona bersimbah peluh.
Pipinya memerah dan matanya terpejam rapat sementara mulutnya menganga mengeluarkan jeritan2 khasnya ‘ah! Ah! Ah! Ah! Ah!’ 
menjawab tiap dorongan penis Don menerobos kemaluannya.

Beberapa menit kemudian permainan makin ganas, ranjang berderak kasar dan Adel tampaknya mendekati klimaks.
Kedua kakinya dia kaitkan ke paha Don seolah turut mendorong Don melesakkan penisnya yang kokoh dan kekar itu kian dalam ke kemaluannya dan jeritannya makin intens diimbangi desahan erotis Don yang berpacu cepat.
Akhirnya ‘penderitaanku’ berhenti dengan rintihan Adel yang seperti menggigil sambil menutup wajahnya dengan bantal ketika Don juga mencapai ejakulasi.
Sesaat tubuh keduanya mengejang hingga akhirnya Don lunglai di punggung pacarku.

1 menit berlalu hingga Adel bangkit dan berjalan limbung kearah kamera.
Tubuh kuning langsatnya dipenuhi peluh dan bulu2 kemaluannya tampak basah kuyup akibat cairan kenikmatannya sendiri.
Tangan Adel terulur kearah kamera dan wajah cantiknya tampak pucat dan matanya sayu penuh kenikmatan sebelum layar kamera kembali gelap.

Kembali kutekan tombol pause dan aku mengambil tissue untuk membersihkan sperma yang berceceran akibat aku tanpa sadar masturbasi melihat permainan sex kekasihku dengan pria yang baru dikenalnya itu.
Kunyalakan rokok dan meneguk segelas air dingin menyiapkan diri untuk menyaksikan kelanjutan rekaman kamera yang menunjukan masih ada sisa rekaman lagi.

2 batang rokok kemudian aku kembali meraih kamera itu dan menekan tombol ‘play’
Rupanya pacarku dan Don sempat beristirahat dan di layar tampak Adel telungkup diatas ranjang didepan notebooknya sambil mengenakan kacamatanya.
Well, kekasihku adalah tipe workaholic bahkan disela sela permainan ini masih sempat dia mengecek email.
Biasanya Adel mengenakan contact lens tapi tentunya sudah dia lepas sebelum bercumbu hingga dia mengenakan kacamata bacanya.
Wajahnya yang tadi penuh gairah dan kenikmatan berubah menjadi serius hingga makin tampak cantik dan anggun sekalipun agak kontras melihat tubuh telanjang tanpa busananya diatas ranjang.
Don rupanya mengambil gambar sambil ngobrol.
“ Mbak masih aja kerja sih, udah jam berapa nih?’
“ Ya gitu deh, aku harus update ke kantor pusat di oz karena ada email dari lapangan yang musti aku forward kesana biar besok gak bikin repot’ ujar Adel sambil tetap serius memperhatikan layar LCD dihadapanya.
Tampangnya bila sedang bekerja tampak acuh dengan sekeliling.
“ Don ambilin rokok gw dong’ pintanya dingin.
Terlihat tangan Don menyerahkan sebungkus sampoerna menthol kemudian menyodorkan lighter yang disambut Adel menyulut rokok.
Kepulan asap tampak di layar kamera “ eh say, itunya di lap dulu sih’ ucap Adel enteng sambil menyodorkan tissue kearah kamera. Terdengar tawa lirih Don dan tangannya mengambil tissue dari Adel
“ Matiin dulu sih, ngapain rekam sekarang’ ujar Adel cuek sambil tatapannya tetap serius kearah layar LCD didepannya.

Adegan pun berganti cepat dan kini terpampang di layar Adel sedang berdiri di samping ranjang sambil mereguk segelas air putih dari botol aqua compliment hotel.
Tangannya masih memegang rokok dan kacamata bacanya masih dia kenakan.
Don rupanya mengambil adegan itu dalam posisi duduk di kursi yang tadinya diduduki Adel di adegan awal.Tubuh langsing kuning langsat dengan sepasang kaki jenjang milik Adel tampak polos tanpa busana mondar mandir sambil menghisap rokok menthonya seperti tidak sabar.
‘Gimana? Udah bisa lagi?’ ucapnya sambil menghembuskan asap rokok.
‘Hmm bentar mbak, belum ada 10 menit nih, bentar lagi bisa lagi koq’ ucap Don
Rupanya Don sedang berusaha membangunkan lagi penisnya yang baru bekerja keras.
Tampak di layar tangan kiri Don mengocok penisnya yang sudah mulai berdiri sementara di latar belakang Adel berjalan mondar mandir seperti gelisah.
‘Hurry up say, cowok aku parno nih kalo kelamaan’ ucap Adel cuek.
‘ wait a second mbak’ Don mempercepat kocokan penisnya.
‘ lambret nih’ ujar Adel sambil tersenyum nakal.
Adel berjalan menghampiri kamera hingga di layar hanya tampak bagian pusar hingga pahanya.
‘ U need help dear?’
Adel memainkan jarinya diatas klitorisnya yang tampak mulai basah lagi.
‘Ah that’s good’ Don antusias.

Sesaat kemudian focus dimundurkan dan Adel terlihat mengangkat kakinya dan meletakan telapak kaki kanannya diatas pangkuan paha kiri Don hingga kewanitaannya makin terekspos kemerahan dan tapak licin basah.
Terdengar nafas Don makin berpacu dan akhirnya Adel duduk bersimpuh didepan Don, wajahnya tepat didepan penis Don yang mulai mengeras.
Serta merta Adel meraih penis Don dan mulai menjilatinya.
Bibir tipis kekasihku kemudian mendarat menciumi batang kemaluan Don yang mulai mengeluarkan urat2 kokohnya.
Adel menjilati kearah pangkal kemaluan hingga lidahnya mencapai buah zakar Don.
Rupanya Adel lupa melepas kacamata bacanya hingga tersangkut di penis Don
‘’Ups sory, lupa aku’ ujarnya nakal sambil melepas kacamata bacanya.
Tanpa kacamata wajah pacarku kembali memperlihatkan erotisme dan segera Adel mengulum penis Don.
Adel mengulumnya dalam2 hingga hamper tersedak karena mencoba teknik ‘Deep Throat’
Don mendesah lirih menikmati service nikmat kekasihku tercinta.
Tepat bersamaan ereksiku kembali bagkit.

Adegan berpindah kali ini kamera tetap di tangan Don dan di layar tampak Adel terlentang diatas ranjang, pahanya membuka dan ujung kemaluan Don tertangkap layar bergerak mendekati vagina kekasihku.
‘Pelan – pelan ya say’ ucap Adel sambil berusaha menaikan posisi badannya.
Adel yang tubuhnya terlentang menggunakan dua siku tangannya menopang supaya badannya bisa sedikit tegak untuk melihat penis Don melakukan penetrasi kedua.
Somehow karena posisi itu Don agak susah memasukan penisnya hingga Adel membantunya dgn menuntun batang kemaluan Don menemukan liang kewanitaannya.
Tampak Adel berusaha menempatkan posisi kepala menunduk utk bisa melihat proses penetrasi tersebut.
Don tampak penasaran dan coba mengalihkan ujung penisnya kearah anus Adel namun Adel sigap meraih penis Don dan diarahkan ke vaginanya.
‘No no, yang itu Cuma buat cowok aku aja’ ujar Adel memperingatkan Don dengan tatapan tajam.
Well aku menyaksikannya agak terharu at least pacarku masih menyisakan tempat special itu khusus untuk aku.

Sesaat kemudian kepala penis Don sudah setengah terbenam dibalik bibir dalam kemaluan Adel yang merah dan licin.
‘Ok say, nice and slow’ ujar Adel memerintah.
Penis Don meluncur perlahan.
‘ Fokusin please’ suara Adel lirih memohon.
Fokus kamera di perjelas dan tampak kemaluan Don perlahan membelesak kedalam lipatan bibir dalam vagina kekasihku yang merah basah.
‘Perfect’ ujar Adel singkat dan kemudian focus kembali menjauh dan tampak Adel sudah rebah dengan kedua tungkai kakinya terlipat membentuk huruf ‘M’ dan kedua telapak kakinya menempel di pinggang Don.
Sesaat kemudian Don mulai memompa keluar masuk dengan irama yang pelan.
Adel merespon dengan memainkan klitorisnya dengan ujung jemarinya yang lentik.
Wajah kekasihku tampak berkonsentrasi dan tatapannya kosong kearah langit langit kamar.
Sesaat kemudian Don mulai masuk ‘gigi 2’ dengan kecepatan dipercepat tapi tusukannya dia batasi hanya setengah ukuran batangnya.
Tiap gerakan mundur, Don mengaturnya sedemikian rupa hingga kepala penisnya nyaris mencelat keluar vagina Adel.
Dengan begini jelas terlihat bibir dalam vagina Adel seperti ‘monyong’ tertarik keluar mengikuti gerak mundur penis Don.
‘Cream’ kental berwarna putih mulai terlihat menempel di batang penis Don tiap kali ditarik mundur pertanda kekasihku mulai terangsang seiring suara nafas Adel makin nyaring.

Sesaat kemudian Adel sudah benar2 basah dan kecipak cairan vaginanya terdengar berirama seiring tusukuan2 Don.
Don memegang kamera dan mengaturnya hingga seluruh tubuh Adel hingga bagian pinggang Don tertangkap layar kamera.
Darahku berdesir melihat kekasihku kian lama kian dikuasai gairah syahwat.
Awalnya hanya bunyi nafas saja tapi lama2 rintihan2 kecil Adel mulai terdengar.
‘uh uh uh’ wajah pacarku amat erotis dan seolah memohon Don memberikan kenikmatan yang lebih dan lebih lagi.
Pipinya merona dan matanya kian sayu seiring peluh membasahi tubuhnya.
2 menit berlalu dan Don akhirnya melakukan tekanan dengan lebih cepat lagi.
Kini dia membenamkan penisnya sedalam mungkin kedalam vagina Adel hingga tiap kali mendorong, bulu kemaluan keduanya seolah menyatu sebelum kembali terpisah seiring gerakan mundur penis Don.
Adel pun merentangkan kedua pahanya lebar – lebar ibarat burung merpati mengepakan sayapnya.
Pemandangan indah sekaligus membakar ego dan birahiku melihat kekasihku tercinta membuka pahanya lebar2 dengan bantuan kedua tangannya hingga penis Don bebas keluar masuk maju mundur.
Suara kecipak cairan vagina tidak lagi terdengar karena Don melakukan full penetrasi hingga tidak ada lagi ruang udara digantikan suara desah nafas Don dan rintihan2 kenikmatan Adel.
Uh uh uh uh wajah Adel sudah berubah dari wajah wanita professional yg tadinya serius didepan notebook menjadi wajah wanita yang dilanda birahi dahsyat.
Terlihat Adel juga berusaha mengatur stamina dan menahan orgasmenya selama mungkin hingga dia menahan diri tidak menjerit keras. Adel mengatur nafasnya dengan mengeluarkan suara rintihan pelan Uh uh uh uh! Bibirnya yg tipis dan indah itu terlihat agak monyong mengeluarkan suara tersebut.
Pemandangan indah dan erotis itu membuatku kembali menggenggam penisku yg sejak tadi sudah keras ereksi.

5 menit kemudian Adel menyerah, Don memang lambat berdiri tapi sekali berdiri staminanya amat mengagumkan.
Adel kembali mengeluarkan jeritan khasnya ‘ah!’ ‘ah!’ ‘ah!’
Jeritan keras dan singkat mengikuti tiap tusukan penis Don hingga akhirnya tampak Don agak membungkuk dan tangan kirinya dia gunakan menopang ke ranjang hinga tubuhnya yg tadi dlm posisi duduk tegak jadi membungkuk hingga tusukan penisnya dia lakukan 
dengan bantuan bobot tubuhnya.
Kesadaran Adel mulai hilang dan dan kepalanya menggeleng ke kanan dan kekiri seiring alisnya tampak menyatu di dahinya karena matanya dipejamkan menahan nikmat.
Kedua tangan Adel memegang dan membuka pahanya selebar mungkin nyaris dalam posisi ‘Split’ sempurna dan deru nafas Don makin berat dan ranjang makin bergoncang merespons tiap tekanan tubuh Don menghujamkan penisnya ke kemaluan pacarku.
Akhirnya Adel tidak tahan dan dia mencapai puncak.
Wajahnya merah padam sambil menggigit bibirnya menggigil sementara kakinya yg sebelumnya dia rentangkan mengangkang lebar dilipat diatas perutnya.
Terlihat Don melakukan penetrasi maksimal hingga ranjang bergetar hebat dan tubuh kekasihku terguncang naik turun.
Adel tidak kuasa menahan kenikmatan ribuan volt itu akhirnya gigitan bibirnya terlepas dan dari mulutnya terdengar jerit menggigil khas tiap kali dia orgasme.
Don mengendorkan tusukannya saat Adel orgasme dan tubuh kekasihku sejenak terdiam kemudian bergetar seperti menggigil beberapa kali sebelum akhirnya matanya menjadi sayu dan wajahnya menjadi pucat.
Kedua tungkai kakinya yg tadinya melipat kini tergeletak lunglai disamping pinggang Don.
‘ Oh shit, enak bangeeeet, damn good !!’ ujar Adel sambil tetap memejamkan mata lemas.
Nafas kekasihku masih memburu dan dia berusaha menormalkan kembali.
Tampak berapa kali Adel menelan ludah karena tenggorokannya kering habis dipacu kenikmatan.
Sementara Don dengan amat mengagumkan ternyata belum mencapai ejakulasi tapi dia menurunkan temponya jadi lambat.
Penisnya tetap keluar masuk vagina Adel sementara tangan kirinya membelai payudara kekasihku dengan lembut dan mesra lalu merapikan rambut Adel yang kusut. Adel tampak menatap sayu tanpa ekspresi sambil menormalkan deru nafasnya.

Mendadak bunyi ponsel terekam kamera dan Adel yg masih lemas tampak meraih ponselnya dan kemudian di layar tampak Adel meletakan kamera di telinganya dalam posisi masih menerima penetrasi pelan dari Don.
Jantungku mau copot menyadari bahwa itu adalah saat ketika aku menelpon Adel.
Rupanya kekasihku baru saja menerima kenikmatan dari anak muda itu.

“ Yes dear’ tampak Adel menjawab dengan tatapan sayu.
Adel memberikan kode dengan mulutnya kepada Don yg masih memompa vaginanya
‘COWOK GUA NIH’ terbaca jelas dari gerak mulut Adel yg memberitahu Don tanpa bersuara.
‘He’eh’ ujar Adel menjawab singkat lalu menutup ponselnya.
DAMN! Aku ingat saat itu tadi.

Setelah menerima telpon, Adel yg masih dalam ekspresi penuh kenikmatan menatap kearah kamera dan berkata.
“ Ayo say, buruan sih, kasihan cowok aku nunggu’
Kekasihku rupanya mengkhawatirkan aku yg menunggu tapi sepertinya Adel mengerti bahwa Don belum menjapai ejakulasi dan membiarkan Don menyelesaikan.
Kamerapun pandah tangan dan kini Adel memegang kamera dan Don tampak di layar mulai memacu untuk mendapatkan jatah kenikmatannya.
Don memompa sebisa mungkin dengan desahan yang kian berat sementara Adel yg sudah mendapatkan kenikmatannya serius merekam dan membiarkan tubuhnya di bolak balik berbagai posisi oleh Don.
Setelah posisi missionary Don mencoba posisi menyamping menusuk dari samping hingga posisi Adel miring dengan kaki diangkat.
Terbayang olehku Adel pasti sulit mengambil angle itu tapi dia bisa tetap focus mengambil gambar tersebut.
1 menit, 2 menit, 3 menit berlalu Don tidak kunjung ejakulasi dan aku mulai mendengar rintihan2 lirih kekasihku lagi.
DAMN! Adel kembali mendaki kenikmatan!
Posisi berganti, kini Adel tetap memegang kamera mengambil posisi ‘woman on top’ duduk diatas penis Don sementara Don terlentang. Untuk menjaga supaya kamera tidak bergoncang, Adel tidak melakukn gerakan naik turun tapi memainkan pinggulnya maju mundur dan juga melakukn gerakan ‘mengulek’ alias memutar pinggangnya bak penari hula hula.
Lututku lemas menyaksikan kekasihku melakukan gerakan erotis dimana penis Don secara penuh ‘ditelan’ vaginanya kemudian diputer dengan gerakanmengulek.
Glek! Aku masturbasi makin cepat.
Don tidak lagi mendesah tapi mulai bersuara keras “ Oh oh, yes baby!! Faster!!’
‘hmmmm hmmmm uuuuh’ rintihan erotis Adel seiring gerakan goyang pinggulnya melumat penis Don amat dalam menembus liang kenikmatannya.

Akhirnya Adel tidak tahan dan menyerahkan kamera ke tangan Don hingga terpampang kembali di layar tubuh kekasihku menggeliat bak penari hula hula memainkan penis Don dalam kemaluannya.
Sesaat kemudian keduanya sudah diambang puncak kenikmatan dan Adel mulai melakukan gerakan memompa naik turun dengan keras dan makin ganas.
Kamera agak terguncang karena gerakan Adel membuat pegas ranjang bergerak naik turun dengan cepat.
“ Oh yeas fu*k me fu*k meeee!’ jerit Adel
‘ Ah my dear … aku dah mau keluar nih’ suara Don tenggelam dibalik deru nafasnya sendiri.
‘ Uuuuuh yes .. me too Me too !!! Adel menjerit, peluhnya seperti jagung menetes dari pipinya ke payudaranya yang seperti terlempar naik turun karena guncangan.
Sesaat kemudian jemari Adel tampak mencakar dada Don ketika tubuhnya mengejang melengkung kebelakang sementara Don mendesah panjang.
Keduanya menjemput kenikmatan bersama setelah permainan panjang yang liar.

Spermaku muncrat membasahi celana dalamku.
Belum pernah kurasakan sensasi kenikmatan menyaksikan kekasihku menikmati birahi dengan orang yang baru kita kenal.
YESSS GOD DAMN YESSS!!!!

Tampilan layar kemudian berganti dan kini tampak di kamar mandi Adel sedang duduk di closet mengarahkan jet washer kearah selangkangannya membersihkan dari sisa2 cairan kewanitaannya yg bercampur cairan spermicide dari kondom yg dikenakan Don.
Wajah Adel tampak berseri sekalipun matanya masih sayu dan pipinya pucat.
“ Ngapain kamu rekam sih adegan gak penting ini’ suara Adel sewot.
‘Eh Don tolong ambilin hp-ku dan teken tombol no 2, itu speed dial ke pacarku’
Tangan Don tampak menggenggam ponsel Adel dan menelponku.
DAMN!! 
‘Sini aku bersihin punya kamu’ ujar Adel seraya menjentikan jari telunjuknya memanggil Don mendekat.
Don mendekat sambil tetap merekam.
Terlihat penisnya masih belepotan sperma kemudian digenggam Adel yg masih duduk di closet.
‘Aku bersihin ya’ Adel tampak tersenyum nakal.
Adegan berikutnya cukup membuatku terkejut.
Kekasihku mengulum penis Don yg sudah lunglai bersimbah sperma itu, kemudian menjilati sisa2 sperma yang masih tercecer sebelum menyemprotnya dgn air.
Bersamaan dengan itu terdengar suara Don bicara di ponsel
“ Mas ini Don, emm kita sudah selesai, mbak Adel minta dijemput 10 menit lagi di lobby’
GOD DAMN! Rupanya waktu Don menelpon minta jemput itu dia sedang dioral kekasihku!!
DAMN DAMN DAMN!
Terdengar lagi suara Don dari balik kamera “ Udah mbak, katanya lagi mau on the way kemari’
Tampak ponsel Adel diletakkan di samping meja rias lalu kamera diletakan Don diatas meja yg sama.

Di layar kemudian tampak Adel bangkit dari closet menuju shower, menyalakannya dan mengerling ke arah Don dan berkata “ Yuk bareng aja Don’
Dan di layar kamera tampak sosok pria bugil menghampiri kekasihku dibawah siraman shower dan mereka mandi bersama.
Mereka saling bergantian menyabuni dan membersihkan badan satu sama lain, kemudian kulihat Don mendekap tubuh Adel dari belakang dan keduanya menikmati siraman air panas di shower itu.
Tepat ketika kupikir permainannya berakhir, mendadak Adel menolek ke belakang kearah Don, membisikan sesuatu yg tidak bisa ditangkap kamera karena tersama bunyi air, lalu Adel terlihat memberikan kode menunjuk ke bagian bawah lalu Don kemudian duduk bersimpuh dan Adel mengangkat kaki kirinya tinggi hingga telapak kakinya dilatakan di keran air lalu Don kembali 
mendaratkan pagutan bibirnya ka arah vagina kekasihku dan kembali mengoralnya.
Adel tampak tersenyum penuh gairah dan Don terlihat amat bersemangat menjilati kemaluan kekasihku.

Darahku kembali berdesir panas dan gairahku kembali aktif namun permainan terakhir mereka di bawah shower tidak bisa 
kusaksikan sepenuhnya karena durasi recording kamera sudah keburu berakhir dan layar mendadak jadi gelap.
Ternyata mereka masih sempat 1 ronde lagi disaat aku sedang bergegas menjemput kekasihku.

GOD DAMN!!!!!!!

Gairahku membara dan kutemukan kenikmatan unik dalam permainan itu.
Malam itu juga kutelpon Adel dan mengutarakan semua perasaan dan komentarku mengenai rekaman tersebut.
Adel memastikan bahwa itu hanya One night stand dan dia tidak sabar untuk melakukan permainan berikutnya kali ini dia yg kebagian menyaksikan aku dengan perempuan lain.

‘that was a great experience my dear’ ucapnya lirih di telpon
‘ Don lumayan juga tuh’ ucapnya menggoda
‘Lumayan?’ kataku sinis
‘’Eh nggak deh, gak lumayan tapi luar biasa sih, 5 orgasm dalam 2 jam tentu luar biasa dong say, at least aku musti kasih 
kredit atas servicenya dong’ ujarnya nakal.
‘ U know I can givu more than him my dear’ jawabku tidak mau kalah.
‘Yes you are darling’ ucapnya lirih ( tentu saja – aku pernah bikin dia orgasme lebih dari itu koq )
‘’So?’ jawabku lagi.
‘ So, aku udah nggak sabar liat kamu sama perempuan lain, tantangan lho, bisa gak kamu bikin rekaman sehebat yang aku bikin 
sama si Don’ ucapnya.
‘ Pasti !!! ‘ jawabku tidak mau kalah.
‘ Ok deh gak sabar nunggu nih, btw my dear, kamu tetap satu2nya yang ada di hati aku, malah aku tambah sayang sama kamu’ 
suaranya berubah serius dan penuh perasaan.
‘Me too darling, I love you more’ Hatiku dipenuhi kehangatan.

Sejak saat itu hubungan sex kami tidak pernah standar lagi tapi malah makin hot dan menggairahkan.
Hubungan cinta makin lekat dan dekat karena kami berdua sudah saling share intimate fantasy yang paling dahsyat.
Setelah pengalaman itu tentu saja giliran aku yg melakukan permainan tsb dan kami juga melakukan hal itu beberapa kali hingga 
kini.
Share this article now on :

0 komentar:

Posting Komentar